Tiga Cara Membelanjakan Uang Yang Harus Diajarkan Orang Tua Pada Anak


Kado Kakak untuk Adik
Akhir September lalu adalah ulang tahun anak bungsu saya, Aqeela. Kakaknya, Fathia, memberikan kejutan. Sabtu itu, sepulang dari kegiatan ekskul di sekolahnya, Fathia bergegas masuk kamar setelah mengucap salam. Aqeela yang sudah tidak sabar menunggu kepulangannya sempat uring-uringan melihat kakaknya langsung menutup pintu kamar, hal yang tidak pernah dilakukannya sebelumnya. Namun tak lama berselang, kakaknya muncul dengan bungkusan kado yang langsung diserahkan pada adiknya. “Aku sudah gak sabar, Ma. Aku kasih sekarang aja kadonya ya, Dek!”, Kakak berseru dengan wajah berseri-seri. Tentu saja adiknya sangat senang. Hilang sudah kekecewaan di wajahnya. Dengan gerakan tidak sabar ia membuka kertas pembungkus kado. 

Isinya puzzle Strawberry Shortcake dan satu set orang-orangan beserta baju-baju ala princess yang terbuat dari karton. Aqeela sangat gembira dan langsung memeluk kakaknya sambil mengucapkan terima kasih. Rupanya sepulang ekskul Fathia menyempatkan diri membeli mainan itu di abang-abang yang menjual berbagai pernak-pernik di depan sekolah. 

“Dari mana uangnya, Kak?”, tanya saya ketika keriuhan mereda. Saya merasa tidak pernah memberikan uang padanya, bahkan uang jajan harian. Dia terbiasa membawa bekal ke sekolah. “Aku kan punya uang, Ma. Hasil jualan gelang yang aku buat”, Fathia menjawab sambil tersipu. 
 
Baiklah, dia sudah mengerti bagaimana mendapatkan uang. Hmm, ini menjadi pekerjaan rumah berikutnya bagi saya. Selanjutnya dia harus tahu apa yang sebaiknya dilakukan terhadap uang yang dimilikinya. Setidaknya ada tiga hal yang dapat kita sampaikan pada anak agar bijak memanfaatkan uangnya. Semoga kelak menjadi bekal dalam perjalanan hidupnya.
 
1.       Smart shopping.
Jika sebelumnya kita sudah mengenalkan perbedaan antara keinginan dan kebutuhan, semoga kini anak sudah memahami apa saja yang seharusnya menjadi prioritas belanja mereka. Berbelanja juga perlu smart. Smart berbelanja sesuai anggaran dan kebutuhan. Smart memilih barang yang berkualitas, tahan lama dan tidak mudah rusak. Smart memilih toko yang menjual dengan harga lebih murah atau harga diskon. Semua itu memerlukan kecermatan dan riset pasar. Aih, keren sekali ya bahasanya, riset pasar. Padahal bisa diartikan dengan mencari informasi terlebih dahulu mengenai harga barang. Bisa melalui pencarian di internet, bisa melalui window shopping atau keluar masuk toko.   
  
2.       Menabung.
Perkara menabung, sudah biasa diperdengarkan kepada anak. Bila mendapat uang hadiah Lebaran dari Nenek, biasanya beliau akan berkata, “Jangan dihabiskan semua ya, ditabung sebagian”. Tidak dipungkiri bahwa kebiasaan menabung perlu ditanamkan sejak dini. Menyisihkan uang yang dimiliki untuk berjaga-jaga perlu menjadi kebiasaan. Sekarang tidak lagi zamannya menabung di celengan. Bahkan waktu kita kecil dulu, sudah mengenal Tabanas. Sekarang tentu lebih banyak lagi macamnya. Ajak anak pergi ke Bank untuk membuka buku tabungan. Banyak Bank yang sekarang menawarkan tabungan khusus anak dengan buku tabungan bergambar dan berwarna-warni kesukaan anak. Berikan pemahaman padanya bahwa dengan menabung di bank, uang yang disimpannya dapat bertambah. Tambahan itu sebagai imbalan dari bank yang telah menggunakan uang simpanannya untuk berbagai kegiatan yang menghasilkan. Dengan cara ini, anak makin tertarik untuk menabung di Bank.
3.       Sedekah.
Bagaimana pun pandainya kita menghasilkan uang dan bagaimana pun cermatnya kita menggunakan uang tersebut, jangan lupakan sedekah untuk orang di sekeliling kita yang kurang beruntung. Sentuh hati anak supaya lebih peka dengan orang-orang di sekitarnya. Biasakan memberikan sedekah bagi orang yang mau berusaha dan membutuhkan. Bukan kepada pengemis di jalan. Secara tidak langsung hal ini juga mendidik anak bahwa orang yang mau bekerja dan berusaha itu lebih baik. Sedekah bisa diberikan kepada anak penjaja koran yang sejak kecil sudah harus bekerja membantu orang tuanya. Bisa kepada ibu-ibu penjaja makanan yang bekerja supaya dapat membelikan makanan untuk anaknya. Atau kepada abang tukang becak yang bekerja untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Sedekah tidak perlu banyak. Sedikit tapi konsisten lebih baik untuk menanamkan kebiasaan sejak kecil.
Pendidikan memang harus dimulai sejak kecil. Kebiasaan baik ditanamkan sejak dini supaya terus menjadi kebiasaan hingga anak dewasa kelak. Kebiasaan menabung di Bank sejak kecil menjadi dasar pengenalan anak terhadap konsep investasi. Menabung merupakan kegiatan menyimpan uang di Bank yang menjanjikan tambahan hasil setiap bulan. Menabung dimaksudkan untuk menyiapkan sejumlah dana dengan maksud berjaga-jaga dari berbagai macam kemungkinan yang membutuhkan dana suatu saat nanti. Sedangkan investasi merupakan kegiatan menempatkan uang pada instrumen investasi yang disesuaikan dengan tujuan keuangan kita. Tujuan jangka menengah maupun jangka panjang, instrumen investasinya disesuaikan dengan tujuan tersebut. 

Sun Life sebagai perusahaan penyedia layanan jasa keuangan memahami kebutuhan investasi nasabah yang tujuannya bermacam-macam itu. Aneka produk yang ditawarkannya menunjukkan komitmen Sun Life terhadap kebutuhan nasabah yang beraneka ragam. Untuk investasi dan asuransi kesehatan dengan beragam pilihan perlindungan serta asuransi pendidikan anak dengan beragam pilihan manfaat, semua tersedia di Sun Life. Pastikan kita sudah menyediakan pendampingan pendidikan yang terbaik untuk anak, sebagai bekal berharga dalam perjalanan hidupnya saat dewasa nanti.  
 
Tulisan ini diikutsertakan dalam Sun Anugerah Caraka Kompetisi Menulis Blog 2014.

Referensi: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar