[Bookish] Perpustakaan Daerah Jambi

Ketemu buku keren di
Perpustaaan Daerah Jambi
Perjalanan my book my journey kali ini membawa saya ke Perpustakaan Daerah Jambi, tepatnya BPAD Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Jambi. Ini menjadi bagian dari perjalanan dinas singkat saya ke Jambi menjelang akhir Februari 2016 lalu.

Pencarian di google dengan kata kunci buku tidak mengarahkan saya ke toko buku menarik yang dapat dikunjungi. Untungnya kata kunci perpustakaan mendaratkan saya ke Perpustakaan ini yang membuka pelayanannya pada hari Sabtu.
Sebenarnya ada satu perpustakaan lainnya di Jambi yaitu Perpustakaan Umum Kota Jambi, namun dari informasi yang saya peroleh, perpustakaan tersebut tidak buka pada hari Sabtu.  


Gerbang Badan Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
Perpustakaan Daerah Jambi ini terletak di daerah Telanaipura yang merupakan lokasi perkantoran. Lokasi Perpustakaan tidak terletak di pinggir jalan raya. Harus berbelok memasuki daerah perumahan untuk tiba di Perpustakaan Daerah Jambi. Sesuai prasasti yang dicanangkan di tembok gedung, Pemerintah Daerah Jambi mencanangkan Gerakan Jambi Membaca. Prasasti tersebut ditandatangani pada 19 Mei 2007 oleh Gubernur Jambi saat itu, Zulkifli Nurdin, tidak lain ayah dari Zumi Zola yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jambi. 


Ayah Zumi Zola mencanangkan
Gerakan Jambi Membaca 
Prasasti hanya sekedar batu penanda dan akan menjadi bagian dari sejarah yang akan dilupakan atau dikenang sebagian orang yang masih peduli. Prasasti yang ditanamkan di dinding dan bersifat permanen akan menjadi kebanggaan generasi berikutnya jika janji yang terpahat masih berwujud. Namun sebaliknya, akan menjadi memalukan, setidaknya bagi orang-orang yang ada di sana jika ternyata kenyataannya tidak sesuai dengan ikrar yang terpahat.
  
Masyarakat Jambi memanfaatkan Perpustakaan Daerah 
Untungnya dari pelayanan yang saya rasakan, jajaran Pemerintah Provinsi Jambi tidak perlu menanggung malu itu. Pukul 9.15, sedikit terlambat dari janji layanan pukul 9.00, saya sudah menandatangani buku tamu untuk masuk ke ruang Layanan Dewasa yang terletak di lantai dua. Rak buku berderet dengan ragam koleksi buku yang tersusun rapi serta meja kursi yang bersih membuat pengunjung betah. Dari minat pengunjung yang saya lihat saat itu, Gerakan Jambi Membaca yang dicanangkan sejak 2007 lalu tampaknya bukan sekedar prasasti.


Koleksi buku di Layanan Anak
Komputer di Layanan Anak
Perpustakaan Daerah Jambi juga memiliki Layanan Anak di lantai satu. Ruangannya tidak seluas Layanan Dewasa, namun koleksi bukunya bermacam jenis. Ada novel petualangan, komik, agama, buku pengetahuan, dalam bahasa Indonesia, juga bahasa Inggris. 

Masyarakat Jambi patut bangga dengan keberadaan layanan Perpustakaan Daerah Jambi. Saya melihat orang dewasa yang antusias mencari buku yang diinginkan, remaja usia sekolah mengerjakan tugas sekolah, dan tidak ketinggalan, petugas yang ramah meladeni segala pertanyaan pengunjung dengan rasa bangga terdengar dari penjelasannya. Perasaan bangga itu, sesuatu yang tidak dimiliki semua orang. Dan tiba-tiba, saya merasa iri. 

Baca juga kisah my book my journey saya di sini.         

2 komentar:

  1. Kalau datang ke Balikpapan nanti Amel bawa juga ke perpustakaan kota Balikpapan mbak atau ke Rina Guest House, ada perpustakaan mini disana, hehehe. Apa kabar mbak Dini? Miss you :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dua-duanya dong! Aih, miss you too Mel, semoga bisa maen ke balikpapan someday :)

      Hapus