![]() |
Toko buku antik House of Prose tampak depan. Dokumen pribadi |
Sekitar pukul 16.00 waktu lokal, beberapa jam setiba saya di Dubai, saya diantar oleh Ferdinand, seorang pengemudi berkebangsaan Filipina, ke Jumeirah Plaza. Terletak di Jumeirah Beach Road, plaza tersebut kerap dijuluki the pink mall karena penampakan gedungnya yang berwarna pink dari luar. Bukan tanpa tujuan saya menuju ke sana. House of Prose, sebuah toko buku kecil yang menerima dan menjual buku bekas, banyak dirujuk oleh mesin pencari ketika saya mengetik keyword “bookstore in dubai”.
Berlokasi agak tersembunyi di bagian belakang plaza, saya menemukan House of Prose. Penampakan House of Prose tidak jauh berbeda dengan Jumeirah Plaza sendiri yang terkesan tua. Sangat berbeda dengan Village Palm Street Shopping Malls, mal modern nan megah berlokasi tidak jauh di seberang Jumeirah Plaza.
![]() |
Rak buku House of Prose. Disusun berdasarkan genre menurut abjad. Dokumen pribadi. |
Buku non fiksi selalu menarik
minat saya. Namun saya tidak menemukan yang menarik. Antara agak terlalu
berat dan topiknya tidak sesuai dengan selera saya. Saya pun beralih ke novel
dewasa. Beberapa judulnya menggoda dan saya telah mengambil dua buku yang menjadi
pertimbangan saya. Walaupun masih ragu karena temanya agak teenlit.
Suara anak kecil dan ibunya menarik perhatian saya yang kemudian membawa saya ke rak buku anak. Bola mata saya seketika melebar melihat aneka ragam buku anak dengan harga yang sangat bersahabat. Bukan buku baru. Ada beberapa yang sudah diberi nama oleh pemilik sebelumnya. Harganya hanya seperempat buku novel dewasa yang sedang saya timang-timang. Setengah tidak percaya, saya mengklarifikasikan harga tersebut sambil bertanya mengapa harga buku anak jauh lebih murah. Ya, karena itu buku anak! Jawabnya lepas sambil tersenyum.
Suara anak kecil dan ibunya menarik perhatian saya yang kemudian membawa saya ke rak buku anak. Bola mata saya seketika melebar melihat aneka ragam buku anak dengan harga yang sangat bersahabat. Bukan buku baru. Ada beberapa yang sudah diberi nama oleh pemilik sebelumnya. Harganya hanya seperempat buku novel dewasa yang sedang saya timang-timang. Setengah tidak percaya, saya mengklarifikasikan harga tersebut sambil bertanya mengapa harga buku anak jauh lebih murah. Ya, karena itu buku anak! Jawabnya lepas sambil tersenyum.
![]() |
House of Prose memberikan loyalty card. Dokumen pribadi. |
Keluar dari House of Prose dengan buku anak-anak buah tangan untuk Fathia dan Aqeela, saya beranjak ke lantai dua untuk melihat-lihat. Sebuah pashmina cantik yang dipajang di Craft Shop
menarik perhatian saya. Harga yang ditawarkan membuat saya nyengir dan dengan
ramah saya permisi bermaksud untuk melihat-lihat saja. Padahal jika saja saya
tau, harga itu hanya sepertiganya dari harga awal yang ditawarkan di Madinat
Jumeirah, pasar kuno ala Timur Tengah yang terkenal dan menjadi salah satu
tempat wisata yang dituju wisatawan asing karena keunikan suasananya.
![]() |
Dome Café di Jumeirah Plaza. Menawarkan menu internasional. Dokumen pribadi. |
Menuruni tangga ke lantai
satu, harum kopi dari Dome Café yang terletak tepat di tengah plaza tidak kuasa
ditolak. Maksud hati ingin act like a
local, tapi yang ada hanya café berasal dari Australia. Makanan yang
ditawarkan selera internasional, salad, burger, pasta, dan fish and chips. Saya
memesan secangkir cappuccino dan sepotong chocolate cake. Tak disangka chocolate
cake yang dihidangkan berukuran jumbo dengan satu cup es krim vanilla,
kombinasi yang pas dengan hangatnya lumeran chocolate cake, walau dengan porsi
yang berlebihan untuk saya sendiri.
![]() |
Porsi jumbo untuk seorang mini seperti saya. Dokumen pribadi. |
Tidak terasa sudah hampir pukul 18.00 waktu setempat. Hari masih terang. Keluar dari Jumeirah Plaza, terpaan hawa panas kembali menyergap wajah saya. Menunggu taxi di pinggir jalan menjadi cobaan tersendiri. Tidak seperti panas Jakarta yang terik dan menyengat, panas di Dubai membuat sulit bernapas. Udara yang dihirup terasa berat memasuki indra penciuman, membuat saya termegap-megap beberapa saat. Untung taxi segera datang. Hembusan AC di dalam taxi membuat saya menghembuskan napas lega.
Toko buku lainnya:
Times Travel, Changi, Singapura.
membaca tulisan mbak Dini ini seolah saya ikut perjalanannya ke Dubai, menarik mbak :)
BalasHapus