![]() |
Salah satu liputan media terhadap Press Release yang dikeluarkan DJPPR |
Sesi
lainnya dari workshop jurnalistik
dasar oleh Tempo Institute yang saya ikuti di Tempo Institute akhir Mei
2016 adalah mengenai Press Release.
Pematerinya Ika Sastrosoebroto, President Director Prominent Public Relations dimana
Grup Tempo menjadi salah satu kliennya. Selama sesi tersebut terlihat dia
seorang yang sangat passionate di
bidang komunikasi publik. Diawali dengan kisah stimulus positif yang ditanamkannya setiap hari untuk mengawali
aktivitas, dia juga mencoba memberikan stimulus positif pada kami peserta workshop.
Menurut
Ika, Press Release sesungguhnya merupakan
alat dari pekerjaan Public Relations
(PR). Yang diharapkan PR dari Press
Release adalah feedback. Karena tugas
seorang PR adalah membangun persepsi, maka dia membutuhkan umpan balik dari apa
yang sudah diupayakannya. Oleh karena itu hal penting yang perlu dilakukan
setelah mengeluarkan Press Release
adalah bagaimana umpan baliknya dari awak media.
Pekerjaan
PR tidak ada habisnya, itu juga mengapa Ika merasa perlu menstimulus dirinya
setiap hari. Namun untungnya, pekerjaan PR adalah kerja tim, sehingga semua
beban kerja dapat didistribusikan kepada anggota tim sesuai dengan keahlian
masing-masing. Ada anggota tim yang bertugas menulis untuk keperluan riset, ada
pula yang bertugas bicara kepada awak media. Bicara pun, pastinya perlu
didukung oleh riset, sehingga berisi dan mengarah tepat pada tujuan yang ingin
dicapai. Bila tidak ada isu yang perlu segera ditangani oleh seorang PR, bukan
berarti PR tidak bekerja. Karena tugasnya adalah membangun persepsi, maka memiliki
database yang terus di-update merupakan bagian penting dari pekerjaan PR. Database PR meliputi antara lain riset,
opini, quote tokoh penting, liputan
media. Semua itu berguna dan dapat dimanfaatkan untuk endorser sebagai salah
satu strategi komunikasi yang ingin dilakukan.
Tugas
PR adalah membangun persepsi. Persepsi merupakan realitas yang dibangun. Untuk membangun
persepsi ada beberapa hal yang diperlukan, yang pertama adalah Central of Issues seperti visi dan misi organisasi.
Atmosfer atau lingkungan kantor juga menjadi salah satu isu. Sekarang yang
sedang mengemuka adalah business social
responsibility, dimana perusahaan mendorong enterpreneurship masyarkat dengan memberikan modal atau pelatihan
yang mendukung. Bukan lagi eranya corporate
social responsibility karena konotasinya lebih ke pemberian donasi semata.
Yang
kedua Campaign Development, salah
satunya patronage. Contohnya, patron
properti adalah Ciputra. Namun apakah developer lain berarti bukan perusahaan properti?
Maka perlu dibangun patron lain untuk memosisikan diri.
Selanjutnya
adalah Public Relations Channel, baik
itu melalui berita maupun aktivasi kegiatan. Di sinilah letak Press Release yang merupakan salah satu alat
dari kegiatan PR untuk mencapai tujuan. Press
Release tidak perlu panjang melebar. Pada prinsipnya cukup untuk dapat
menjawab 5W + 1H. Informasi lain mengenai latar belakang organisasi dan
kegiatan dapat dibuat dalam lembar Background
Info. Sedangkan data-data, infografis, dokumentasi foto dan caption-nya, dapat dimuat dalam lembar Fact Sheet. Contact Person berserta nomor yang dapat dihubungi perlu
dicantumkan untuk memudahkan wartawan melakukan klarifikasi jika dibutuhkan. Aktivasi
kegiatan yang merefleksikan brand
organisasi juga perlu dilakukan dan dibuat semenarik mungkin untuk diliput awak
media. Wartawan yang benar akan lebih haus berita yang layak tayang dibandingkan
acara makan-makan semata. Untuk acara pemerintah, cara efektif menarik minat
liputan wartawan adalah dengan menggunakan endorser.
Setelah
Press Release, setelah Event Activation, penting untuk mendapat
feedback sehingga kita dapat mengukur
efektivitas komunikasi yang telah dilakukan. Apakah sejalan dengan arah tujuan
yang ingin dicapai atau tidak. Dari sana maka evaluasi dapat dilakukan untuk mengembalikannya
pada jalur yang tepat. Oleh karena itu disebut “Begin with the end in mind”. Karena sebelum melakukan komunikasi,
kita perlu tau tujuan yang ingin dicapai lima tahun ke depan. Dari situ baru
ditarik road map langkah-langkah dan strategi
komunikasi yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Semua itu
(alat komunikasi) dikeluarkan pada saat yang tepat sesuai rencana. Semua itu,
tentunya perlu didukung oleh riset dan database yang akurat.
Sesi tersebut dilanjutkan
dengan review terhadap Press Release yang pernah kami buat.
Beberapa teman membawa rilis yang pernah dibuat atau diambil dari website untuk studi kasus. Selain tinjauan dari sisi Mbak Ika sebagai PR yang
biasa mengeluarkan Press Release, review
juga dilakukan oleh Retno Sulistyowati, Redaktur dari Desk Economy Business Tempo. Mbak Retno melihatnya dari sisi media.
Seberapa besar ketertarikan wartawan terhadap konten Press Release tersebut. Sekali lagi hasil kerja tim saya mendapat feedback dari para profesional. Tempo
Institute memang keren!
Cerita lainnya tentang berguru pada wartawan senior Tempo di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar