![]() |
Gambar dari sini. |
Toko buku Times Travel terletak di Departure Transit Lounge Changi Airport Terminal 3. Tidak hanya berisi buku, Times Travel juga menjual berbagai aksesoris pendukung untuk membaca dalam perjalanan,
seperti pembatas buku beragam rupa, lampu baca mini, juga bookholder yang memungkinkan kita meletakkan buku yang sedang
dibaca di meja tanpa menahan halamannya dengan tangan. Selain itu tentu saja berbagai macam souvenir unik mengenai Singapura.
Belanjaan saya lainnya, sesuai semangat my book my journey tentu saja, adalah
buku Heaven’s Bankers, Inside the World of Islamic Finance. Buku ini ditulis
oleh Harris Irfan yang merupakan Co-Founder dari Islamic finance subsidiary di Deutsche
Bank dan selanjutnya ditunjuk sebagai Global Head Islamic Finance di Barclays.
Deutsche dan Barclays merupakan investment bank yang beroperasi dalam skala
internasional. Bagai menemukan harta karun, membuat saya bersyukur memutuskan
untuk berjongkok di deretan rak bagian bawah demi menyusuri judul-judul buku yang dipajang di sana.
Profil Buku
Judul: Heaven’s Bankers, Inside the Hidden World of Islamic Finance
Penulis: Harris Irfan
Penerbit: The Overlook Press, NY
Tahun: 2015
Salah satu yang unik di Times Travel Changi yang selalu
saya temui setiap singgah adalah seorang penjaga tokonya yang sudah
sepuh. Seorang perempuan berusia lanjut, bertubuh kurus, dan berambut pendek.
Di usianya itu dia masih cukup gesit melayani pembeli. Namun jika kita sedang tergesa-gesa
diburu boarding time, sebaiknya jangan
mengantri di barisnya. Dia sangat ramah kepada pembeli. Tidak sekedar standard
menyapa, “Hi, how are you,” namun sapaan
singkat dan ramah bisa berkepanjangan menjadi obrolan seru tiada henti.
Di persinggahan sebelumnya, saya pernah sangat
jengkel dan tanpa sadar menunjukkan muka masam. Namun kali itu saya dengan
sabar menunggu sambil menikmati pemandangan di depan saya. Ketika tersadar
bahwa hampir boarding time, saya
mencari petugas toko lain dan dengan isyarat mata saya berusaha memberi kode
dapatkah dia membuka kasir lainnya. Rupanya petugas toko lainnya sudah sigap
dan memang dalam perjalanan membuka kasir sebelah. Sepertinya mereka sudah
maklum dengan ‘keramahan’ seniornya itu. “Hi,
how are you?” sapaan ramah, dan selanjutnya sambil bercakap-cakap singkat mengenai
perjalanan yang melelahkan, transaksi saya beres tanpa terasa.
Belanjaan saya kali ini adalah pembatas buku cantik dengan rantai dan token cantik di ujungnya. Sudah
lama saya mengincarnya. Setiap ada kesempatan mampir di sana pasti saya
menyempatkan diri melihat dan mengaguminya. Namun baru kali ini saya memutuskan untuk
membelinya.

Saya membuat resensi singkat buku itu dan dimuat di Media
Keuangan seperti saya ceritakan di sini. Pada bagian Acknowledgements buku
tersebut, ada suatu yang sangat personal yang juga menjadi catatan pribadi
saya.
“Three other individuals have helped to shape my thinking: Iqbal Khan as the inspirational leader who introduced me to Islamic finance, Tarek El Diwany for being the voice of my inner conscience, and Mahmoud El-Gamal for helping me to recognize my dissonance. Islamic finance is not an easy discipline. It is technically involved and politically fraught. When we enter the industry, we may be trying to hark back to the ideals of merchant capitalism from the bygone era, but instead found ourselves in conflict with modern notions of a greedy, self-centred, debt-obsessed, survival-of-the-fittest financial jungle. Sometimes we give up trying, and manage farms and restaurant instead. Sometimes we are forced to drop out of the system and comment on it from afar. And sometimes we acquiesce. Iqbal reminds me of the supplication whilst struggling against something difficult: ‘Oh Allah, nothing is easy except what You have made easy. If You wish, You can make what is difficult easy.’
Judul: Heaven’s Bankers, Inside the Hidden World of Islamic Finance
Penulis: Harris Irfan
Penerbit: The Overlook Press, NY
Tahun: 2015
Halaman: xx + 347 halaman
Belakangan saya menemukan artikel ini tentang 5 best bookstores in Singapore. Saya tertarik dengan BooksActually (remember LoveActually?) yang berlokasi di 9 Yong Siak Street, Tiong Bahru dan bernuansa vintage. Mungkin suatu saat saya berkesempatan mengunjunginya.
Catatan:
dissonance: inconsistent thoughts, beliefs, attitudes
hark back: come back, return, recall
bygone era: belonging to an earlier time
acquiesce: accept something reluctantly but without protest
supplication: asking or begging for something earnestly or humbly
Toko buku lainnya:
House of Prose, Dubai.
Belakangan saya menemukan artikel ini tentang 5 best bookstores in Singapore. Saya tertarik dengan BooksActually (remember LoveActually?) yang berlokasi di 9 Yong Siak Street, Tiong Bahru dan bernuansa vintage. Mungkin suatu saat saya berkesempatan mengunjunginya.
Catatan:
dissonance: inconsistent thoughts, beliefs, attitudes
hark back: come back, return, recall
bygone era: belonging to an earlier time
acquiesce: accept something reluctantly but without protest
supplication: asking or begging for something earnestly or humbly
Toko buku lainnya:
House of Prose, Dubai.
iya mbaa,, saya juga selalu suka deh cuci mata di toko buku.. surga dunia hihihi
BalasHapusHalo Mak, iya, my kind of me time banget :D
HapusTerima kasih dah mampir
teteup ya mak.. kalau book addicted itu kemana aja yaang diburu buku aja.. hehe
BalasHapusMatanya langsung ijo, Mak :)
HapusMakasih dah mampir...
buku islamic Mahmoud L Gamal itu yang gue baca pertama Din, bab akhirnya kerasa gak riil tapi sekarang abis baca Debt, jadi ngerti apa yang dia maksud! nice post Din! beda ya kalo kita pilih sendiri, beli sendiri. Gue beli buku rata2 online, kurang greget *generasi jadul
BalasHapusOnline enaknya diskon at least 20% I.. Tapi memang ga ada yang bias ngalahin sensasi menjelajah tobuk. Mau dong liputan tobuk di Jepang :)
Hapusloh mana penampakan pembatas bukunyaaa
BalasHapusItu Maaak, unicorn putih yang tergantung di bukunya :)
Hapus