Gambar dari sini. |
Di tengah krisis, Bank Muamalat berhasil bertahan karena prinsipnya yang tidak menggunakan sistem bunga (riba), tidak menjalankan bisnis yang penuh spekulasi (maysir) dan ketidakpastian (gharar). Etika bisnis menjadi masalah. Penyaluran kredit dari konglomerat besar kepada grup usahanya sendiri dilakukan tanpa penilaian kelayakan usaha. Sistem riba juga telah menciptakan gelembung ekonomi yang menghasilkan pertumbuhan semu. Pertumbuhan yang tidak berwujud dalam sektor riil.
Artikel ini pertama kali dipublikasikan pada November 2014 di kompasiana. Selengkapnya bisa dibaca di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar